Senin, 11 April 2016

BRIGADE MOBILE DARI MASA KE MASA II (DUA)


BRIMOB POLRI PASCA KEMERDEKAAN (1945 - 1950)

Tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 21 Agustus 1945, Komandan Satuan Polisi Khusus Jawa Timur, Inspektur Polisi M. Yasin (Komandan Syu Keisatsu Tai), mengatasnamakan seluruh warga Polisi mengeluarkan pernyataan bahwa sejak itu sebutan Polisi harus diartikan sebagai Polisi Republik Indonesia.

Pernyataan yang hanya diketik pada selembar surat itu, disebarluaskan dan ditempel di tempat-tempat ramai. Bunyi pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :

"Oentoek bersatoe dengan rakyat 
dalam perjoeangan mempertahankan 
Proklamasi 17 Agoestoes 1945, 
dengan ini menjatakan 
Poelisi sebagai Poelisi Repoeblik Indonesia."

Soerabaja, 21 Agoestoes 1945
ttd.
Moehammad Jasin
Inspektoer Poelisi Tk. I

Terkait pernyataan tersebut, sejak saat itu Pimpinan Polisi Sidokan Takata dan Fuku Sidokan Nishimoto dikucilkan. Semua Polisi Istimewa diperintahkan oleh Inspektur Polisi Tk. I M. Jasin untuk tidak menyerahkan senjatanya kepada siapapun. Polisi Istimewa pada hari itu berparade di jalan-jalan Surabaya dan memperoleh dukungan luas dari penduduk lokal. Polisi khusus ini juga bertugas mendistribusikan senjata yang diperoleh dari tentara Jepang untuk digunakan dalam perang melawan kembalinya tentara Belanda dan tentara sekutu.

Dalam pertempuran yang terkenal di Surabaya, satuan-satuan dari wilayah Madiun, Bondowoso, Malang dan Lamongan datang untuk mendukung satuan Surabaya. Diseluruh Jawa Satuan Polisi Khusus terlibat dalam aksi penolakan terhadap Belanda dan pasukan sekutu. Hal ini kemudian memberi legitimasi yang kuat serta identitas Nasional para Satuan Polisi Khusus di tahun-tahun berikutnya.

Beberapa kesaksian dari para pejuang Jawa Timur terhadap kenyataan sejarah ini sebagai berikut :
  1. Bung Tomo
    "Soal senjata nampaknya agak menggelisahkan. Sebagai anak buah Tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang semua menjadi harapan rakyat banyak, ternyata sudah dikirim pulang oleh Jepang tanpa senjata. Satu-satunya kekuatan bersenjata yang masih kokoh adalah Pasukan Polisi Istimewa yang dipimpin oleh seorang pemuda Sulawesi, Muhammad Yasin."
     
  2. Dr. H. Roeslan Abdulgani
    "Pasukan Polisi Istimewa lahir lebih dulu dari yang lain."

  3. Brigjen. TNI/AD Sudarto
    "Omong kosong jika ada yang mengaku dalam bulan Agustus 1945 kita memiliki pasukan bersenjata. Yang ada hanya Pasukan Polisi Istimewa dan tanpa pasukan ini tidak akan ada Hari Pahlawan 10 Nopember 1945."

  4. Jenderal TNI/AD Sukanto Sayidiman
    "Pak Yasin dan Pasukan Polisi Istimewa adalah guru dan pelatih kami."

  5. Abdul Kadir Besar S.H.
    "May. Jen. Pol. M. Yasin di tahun 1945 dengan peranan juangnya wajar diberikan kedudukan Singa Pejuang RI."

  6. May. Jen. TNI/AD Sungkono
    "Yasin memproklamirkan Polisi sebagai Polisi Republik Indonesia tanggal 21 Agustus 1945." 
Dalam usaha penyempurnaan Pasukan Polisi Istimewa, ketika itu masih terdapat banyak sebutan seperti Polisi Istimewa. Pasukan Polisi Istimewa atau Barisan Polisi Istimewa. Maka pada saat itu Komisaris Tk. I Soemarto, yang ketika itu menjabat wakil Kepala Kepolisian Negara, mempunyai inisiatif agar Pasukan Polisi Istimewa diubah namanya menjadi Mobile Brigade. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar menjadi Kesatuan Pasukan yang berdisiplin tinggi, kompak, loyal, penuh dedikasi dan mampu bergerak secara cepat dan dinamis.


Pada tanggal 17 September 1946, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, RS. Soekanto Tjokrodiatmojo memberi kuasa kepada Komisaris Polisi M. Jasin untuk melakukan berbagai usaha persiapan pembentukan Mobile Brigade. Berdasarkan Surat Perintah Kepala Muda Kepolisian No. Pol. : 12/78/91, menyatakan bahwa sejak tanggal 14 Nopember 1946, secara de jure (resmi) Mobile Brigade lahir, sebagai wujud penghargaan pimpinan kepada para pejuang dari anggota Polisi Pasukan Istimewa yang telah gugur sejak 14 Nopember 1945.

Setelah pembentukan Mobrig tanggal 14 Nopember 1946, di setiap Karesidenan kemudian dibentuk Mobile Brigade Karesidenan (MBK) berkekuatan I Kompi, dengan pangkat Inspektur Polisi Tk. I dan Inspektur Polisi Tk. II. Dimana persenjataan yang digunakan antara lain berupa US Carabine, Mitralyur, Pistol dan lain-lain. Kedudukan MBK berada di Ibu Kota Karesidenan. Administrasi organisasi dan taktis operasionalnya berada di bawah Kepala Polisi Karesidenan.

Sebagai organisasi baru dan sedang berkembang. Mobile Brigade terlibat secara aktif melawan Agresi Belanda I dan II yang terjadi di Yogyakarta, dari 1947 sampai 1949. Pertempuran melawan tentara Belanda dan sekutu terjadi di beberapa tempat di Sumatera.

Selain melawan pendudukan oleh tentara asing di Indonesia, Mobrik juga dihadapkan pada beberapa pemberontakan yang terjadi di daerah-daerah. Antara lain pada tahun 1948, Mobrig terlibat dalam pertempuran melawan Partai Komunis di Madiun dan pada tahun 1949-1950. Mobrig mengadakan Operasi melawan tentara "Kapten Turk" Westerling yang terkenal, seorang Perwira Angkatan Darat Belanda, baik di Sulawesi Selatan dan Bandung Jawa Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar